Bisa mensyukuri dan menikmati rezeki Allah yang dihalalkan-Nya membuat kita bisa meraih rezeki-Nya berkali-kali


Dana Anwari. Rezeki dari Allah maha luas dan tidak mengenal ruang dan waktu. Dan Allah meminta agar kita hanya menikmati rezeki-Nya yang baik-baik saja. "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. (QS Al Baqarah: 172)

Rezeki dari Allah adalah segala sesuatu yang dapat diambil manfaatnya oleh makhluk-Nya.
Dalam konteks kehidupan kita di dunia fana ini, rezeki adalah segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk memelihara kualitas kehidupan yang diberikan oleh Allah Swt.
Dalam konteks sesudah kiamat, rezeki adalah surga, sesuatu yang bermanfaat bagi kita sebagai akibat atau pembalasan pekerjaan dan karya kita meningkatkan kualitas hidup di dunia ini.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Al Imran:190-191)
Rezeki Allah yang terhampar di bumi dan di langit telah menginspirasi manusia untuk terus meningkatkan kualitas hidupnya. Membangun peradaban dan kebudayaan dunia bersandarkan kepada kebenaran Allah yang telah difirmankan-Nya melalui Kitab para Rasul Allah dan peristiwa hidup di alam semesta.

Rezeki yang terhampar di langit dan bumi telah menginspirasi manusia untuk melakukan penemuan teknologi yang semakin membuat manusia puas menikmati rezeki-Nya. Misalnya frekuensi radio dan telepon, kendaraan dan pesawat terbang, lampu, dan masih banyak lagi.

Allah memberi peluang dan manusia menyempurnakan sendiri rezekinya dengan usahanya. Apa yang sudah dihamparkan Allah di langit dan di bumi bukanlah suatu yang sia-sia, tetapi suatu karunia yang harus dimanfaatkan bagi kualitas kehidupan makhluk ciptaan-Nya

Manusia dalam keterbatasannya sebagai perpanjangan tangan Allah: yang mengelola bumi dan alam semesta dengan kasih sayang-- diharapkan dapat mengelola karunia Allah.
Allah menjadi murka apabila kita merusaknya. Apalagi bila kita tidak bersyukur dengan menyekutukan-Nya.

Bila kita menyekutukan Allah, mengingkari bahwa rezeki datangnya hanya dari Dia, maka rezeki itu menjadikan manusia musyrik dan zalim. Maka, rezeki yang didapat menjadi haram karena tidak didasarkan kepada petunjuk kebenaran-Nya. Padahal, Allah hanya ingin rezeki yang kita nikmati menjadi halal agar kita bisa menikmati lagi rezeki-Nya yang tak terhingga di dunia ini dan akhirat.
suksesrezeki.blogspot.com
*

No comments: