Adakah tuhan lain selain Allah yang memberikan kita rezeki?


By Dana Anwari. Kita adalah khalifah bumi yang dipimpin petunjuk Allah untuk mengelola potensi kehidupan di alam semesta ini sebagai rezeki.

Siapa tidak percaya kalau "tiada Tuhan selain Allah" sajalah yang memberi kita rezeki?
Atau kepada siapakah kita berdoa memohon agar dihilangkan kesusahan hidup kita?

Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan) nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).

Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan siapa (pula) kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).

Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)?. Katakanlah: “Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar”.
(QS An Naml:61-64)
http://suksesrezeki.blogspot.com
*

Read more…

Janganlah melupakan hak Allah atas rezeki-Nya yang kita nikmati


By Dana Anwari. Ya Allah ar-Razzaaq, Tuhanku Yang Maha Pemberi Rezeki. Terima kasih telah Engkau karuniakan rezeki kepadaku. Dengan rezeki-Mu, aku bisa berbagi rezeki kepada sesama hamba-Mu. Ya Allah al Haadii, Tuhanku Yang Maha Pemandu. Pandulah aku agar pandai melakukan kebaikan dengan memanfaatkan rezeki-Mu sesuai yang Engkau kehendaki. Amin.

Rasulullah saw. bersabda: Setiap pemilik emas atau perak yang tidak mau memenuhi haknya (tidak mau membayar zakat), pada hari kiamat pasti ia akan diratakan dengan lempengan-lempengan bagaikan api, lalu lempengan-lempengan itu dipanaskan di neraka Jahanam, kemudian lambungnya diseterika dengan lempengan itu, juga dahi dan punggungnya. Setiap kali lempengan itu mendingin, akan dipanaskan kembali. Hal itu terjadi dalam sehari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun. Hal ini berlangsung terus sampai selesai keputusan untuk tiap hamba. Lalu ditampakkan jalannya, ke surga atau ke neraka.

Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan unta? Rasulullah saw. bersabda: Begitu pula pemilik unta yang tidak mau memenuhi haknya. Di antara haknya adalah (zakat) susunya pada waktu keluar. Pada hari kiamat, pasti unta-unta itu dibiarkan di padang terbuka, sebanyak yang ada, tidak berkurang seekor anak unta pun dari unta-untanya itu. Dengan tapak kakinya, unta-unta itu akan menginjak-injak pemiliknya dan dengan mulutnya, mereka menggigit pemilik itu. Setelah unta yang pertama telah melewatinya, maka unta yang lain kembali kepadanya. Ini terjadi dalam satu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka.


Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan sapi dan kambing? Rasulullah saw. bersabda: Demikian juga pemilik sapi dan kambing yang tidak mau memenuhi hak sapi dan kambing miliknya itu. Pada hari kiamat, tentu sapi dan kambing itu akan dilepas di suatu padang yang rata, tidak kurang seekor pun. Sapi-sapi dan kambing-kambing itu tidak ada yang bengkok, pecah atau hilang tanduknya. Semuanya menanduk orang itu dengan tanduk-tanduknya dan menginjak-injak dengan tapak-kakinya. Setiap lewat yang pertama, maka kembalilah yang lain. Demikian terus-menerus dalam satu hari yang sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka.
Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kuda? Beliau bersabda: Kuda itu ada tiga macam; menjadi dosa bagi seseorang, menjadi tameng bagi seseorang dan menjadi ganjaran bagi seseorang.
Adapun kuda yang menjadi dosa bagi seseorang adalah kuda yang diikat dengan maksud pamer, bermegah-megahan dan memusuhi penduduk Islam, maka kuda itu bagi pemiliknya merupakan dosa.
Adapun yang menjadi tameng bagi seseorang adalah kuda yang diikat pemiliknya untuk berjuang di jalan Allah, kemudian pemilik itu tidak melupakan hak Allah yang terdapat pada punggung dan leher kuda, maka kuda itu menjadi tameng bagi pemiliknya (penghalang dari api neraka).
Adapun kuda yang menjadi ganjaran bagi pemiliknya adalah kuda yang diikat untuk berjuang di jalan Allah, untuk penduduk Islam pada tanah yang subur dan taman. Maka sesuatu yang dimakan oleh kuda itu pada tanah subur atau taman tersebut, pasti dicatat untuk pemiliknya sebagai kebaikan sejumlah yang telah dimakan oleh kuda dan dicatat pula untuk pemiliknya kebaikan sejumlah kotoran dan air kencingnya. Bila tali pengikat terputus, lalu kuda itu membedal, lari sekali atau dua kali, maka Allah akan mencatat untuk pemiliknya kebaikan sejumlah langkah-langkah dan kotoran-kotorannya. Dan jika pemilik kuda itu melewatkan kudanya pada sungai, kemudian kuda itu minum dari air sungai tersebut, padahal ia tidak hendak memberi minum kudanya itu, maka Allah pasti mencatat untuknya kebaikan sejumlah apa yang telah diminum kudanya.

Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan keledai? Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada wahyu yang diturunkan kepadaku tentang keledai kecuali satu ayat yang unik dan menyeluruh ini: Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah (atom) pun, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat atom (zarah) pun, niscaya ia akan melihat balasannya.
(527 - HR Bukhari & Muslim, dari Abu Hurairah ra.)
suksesrezeki.blogspot.com
*
Read more…

Bisa mensyukuri dan menikmati rezeki Allah yang dihalalkan-Nya membuat kita bisa meraih rezeki-Nya berkali-kali


Dana Anwari. Rezeki dari Allah maha luas dan tidak mengenal ruang dan waktu. Dan Allah meminta agar kita hanya menikmati rezeki-Nya yang baik-baik saja. "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. (QS Al Baqarah: 172)

Rezeki dari Allah adalah segala sesuatu yang dapat diambil manfaatnya oleh makhluk-Nya.
Dalam konteks kehidupan kita di dunia fana ini, rezeki adalah segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk memelihara kualitas kehidupan yang diberikan oleh Allah Swt.
Dalam konteks sesudah kiamat, rezeki adalah surga, sesuatu yang bermanfaat bagi kita sebagai akibat atau pembalasan pekerjaan dan karya kita meningkatkan kualitas hidup di dunia ini.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Al Imran:190-191)
Rezeki Allah yang terhampar di bumi dan di langit telah menginspirasi manusia untuk terus meningkatkan kualitas hidupnya. Membangun peradaban dan kebudayaan dunia bersandarkan kepada kebenaran Allah yang telah difirmankan-Nya melalui Kitab para Rasul Allah dan peristiwa hidup di alam semesta.

Rezeki yang terhampar di langit dan bumi telah menginspirasi manusia untuk melakukan penemuan teknologi yang semakin membuat manusia puas menikmati rezeki-Nya. Misalnya frekuensi radio dan telepon, kendaraan dan pesawat terbang, lampu, dan masih banyak lagi.

Allah memberi peluang dan manusia menyempurnakan sendiri rezekinya dengan usahanya. Apa yang sudah dihamparkan Allah di langit dan di bumi bukanlah suatu yang sia-sia, tetapi suatu karunia yang harus dimanfaatkan bagi kualitas kehidupan makhluk ciptaan-Nya

Manusia dalam keterbatasannya sebagai perpanjangan tangan Allah: yang mengelola bumi dan alam semesta dengan kasih sayang-- diharapkan dapat mengelola karunia Allah.
Allah menjadi murka apabila kita merusaknya. Apalagi bila kita tidak bersyukur dengan menyekutukan-Nya.

Bila kita menyekutukan Allah, mengingkari bahwa rezeki datangnya hanya dari Dia, maka rezeki itu menjadikan manusia musyrik dan zalim. Maka, rezeki yang didapat menjadi haram karena tidak didasarkan kepada petunjuk kebenaran-Nya. Padahal, Allah hanya ingin rezeki yang kita nikmati menjadi halal agar kita bisa menikmati lagi rezeki-Nya yang tak terhingga di dunia ini dan akhirat.
suksesrezeki.blogspot.com
*
Read more…

Yang kita sembah selain Allah, tidak akan mampu memberikan rezeki hidup kepada kita


By Dana Anwari. Allah berfirman kepada semua umat manusia, “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya lah kamu akan dikembalikan.”

You worship besides Allâh only idols, and you only invent falsehood. Verily, those whom you worship besides Allâh have no power to give you provision: so seek your provision from Allâh (Alone), and worship Him (Alone), and be grateful to Him. To Him (Alone) you will be brought back.
Firman Allah itu tercatat dalam Al Quran, kumpulan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada semua umat manusia, dalam surat Al Ankabut ayat 17.

Rezeki itu bukanlah sekadar makanan sebagai penyambung hidup. Tetapi rezeki itu mencakup udara yang membuat kita masih bisa bernafas, dan rezeki umur panjang yang membuka peluang kita sehingga masih memiliki waktu melakukan amal saleh.

Adakah di antara kita yang masih menyembah berhala? Tidakkah kita belajar dari sejarah? Tuhan telah menghancurkan berhala melalui orang-orang pilihan-Nya agar semua umat manusia hanya berpaling kepada-Nya saja: tiada Tuhan selain Allah.

Allah sangat murka bila disekutukan. Bila pun Allah masih memberi rezeki kepada orang-orang yang membuat-Nya murka, mungkin karena Allah masih memberikan kesempatan kepada orang-orang itu untuk segera berpaling kepada-Nya sebelum ajal menjemputnya.
suksesrezeki.blogspot.com
*

Read more…

Rezeki tak terhingga dari Allah kepada kita akan semakin menyempurnakan diri kita sebagai makhluk biologis, sosial dan spiritual

By Dana Anwari. Akuilah bahwa sebagai makhluk hidup di dunia, di antara makhluk hidup lain karya Allah Yang Maha Pencipta, kita sebagai manusia diberi kelebihan kesempurnaan dan potensi untuk menjadi sempurna. Dan untuk memenuhi kesempurnaannya itu, manusia memerlukan rezeki.

Rezeki adalah segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk memelihara kualitas kehidupan manusia. Untuk memelihara fitrah kemanusiaan kita sebagaimana Allah kehendaki kala menciptakan kita ke dunia ini.

Sebagai mahkluk dengan sifat biologis, kita perlu rezeki diantaranya kemampuan untuk makan, minum, dan birahi. Kita makan sebaga pemuas rasa lapar untuk pertumbuhan, kesehatan, dan untuk merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan mengecap santapan biji-bijian, sayuran, daging, dan buah-buahan, dlsbnya.

Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS Al Baqarah:22)

Rezeki kemampuan untuk bisa makan melalui indra pengecap itu harus disyukuri. Janganlah kesadaran kita untuk mensyukuri rezeki-Nya terjadi di saat kita berbaring sakit, tidak bisa makan, dan bahan makanan dimasukkan ke dalam tubuh melalui selang infus.

Kita minum sebagai pemuas rasa dahaga untuk pertumbuhan, kesehatan, dan kenikmatan rasa aneka air yang juga bersumber dari buah-buahan dan pohon. Kemampuan untuk minum jangan dirusak demi kesenangan kenikmatan semata yang dapat merusak tubuh dan jiwa, yakni dengan meminum air dan zat yang memabukan. Itu pertanda kita tidak bersyukur.

Kita perlu melakukan hubungan seksual sebagai pemuas rasa birahi untuk berkembang biak dan untuk kenikmatan yang menyenangkan. Kesenangan seksual ini telah diberikan batasan-batasannya oleh Allah yakni hanya dihalalkan melalui pernikahan yang sah menurut agama-Nya. Bila kita berzina dengan yang bukan suami atau istri kita, bukan saja suami atau istri kita yang cemburu. Allah pun cemburu. Dia cemburu karena manusia yang dikasihi-Nya mengkhianati amanat-Nya dengan melakukan perbuatan haram yang sangat dibenci-Nya.

Sebagai makhluk sosial, kita perlu berkelompok untuk secara gotong royong menciptakan kesejahteraan, kemakmuran dan kedamaian. Rezeki yang diberikan Allah sebagai modal manusia saling bersosialiasi itu salah satunya yang terpenting adalah rezeki kemampuan untuk berbicara atau berkomunikasi antar satu dengan yang lain di antara makhluk cptaan Allah.

Sebagai mahkluk spiritual, kita perlu rezeki seperti ajaran tentang shalat dan berdoa, pengetahuan tentang kebaikan dan keburukan berdasarkan Kebenaran Allah Yang Maha Esa dan Maha Pencipta. Rezeki agama-Nya itu menjadi modal kita melangkah sejak masa anak-anak hingga diakhiri dengan kematian menuju Allah Yang Maha Mengembalikan.
suksesrezeki.blogspot.com
*
Read more…